• VISI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN:

    Menjadi Institusi Pendidikan Kesehatan yang Unggul Dalam Mengembangkan dan Memanfaatkan Ilmu dan Teknologi Kesehatan untuk Memecahkan masalah kesehatan Lokal, Nasional dan Global.

  • RAPAT KERJA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    Aula Tappalang LPMP Majene .

  • KEGIATAN FIKES UNSULBAR

    Seminar dan Workshop Kesehatan

  • WHAT IS NURSE?

    "Nurses dispense comfort, compassion, and caring without even a prescription.".

  • VISI PRODI KEPERAWATAN:

    Terwujudnya Prodi Keperawatan yang menghasilkan tenaga keperawatan profesional,berbudaya dan bermasyarakat melalui penerapan Asuhan Keperawatan Komunitas pada tahun 2030 dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Senin, 10 September 2018

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT DIABETES


Diabetes Mellitus (DM)  dikenal dimasyarakat sebagai penyakit gula ataupun kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa)dalam darah dan dikenal sebagai hiperglikemia. Gejala klasik penyakit DM adalah: banyak minum, banyak makan, banyak kencing dan berat badan turun.
Secara umum type DM ada 2 yaitu: DM type I dan DM type II.
Untuk memastikan DM dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah:
Kadar glukosa darah sewaktu (tidak puasa):
Darah Vena (diambil dilengan)≥200,
Darah Kapiler (diambil dijari)≥200.
Kadar glukosa puasa (12 jam):
Darah vena ≥126,      
Darah kapiler ≥100.
Proses terjadinya penyakit DM melibatkan suatu proses yang super canggih dalam tubuh yang melibatkan pankreas, insulin, sel target (otot, hati), glukosa dan reseptor untuk insulin. Pembahasan berikut akan menggunakan analog untuk memudahkan pemahaman:
 Pankreas ” dianalogikan sebagai pabrik pembuat insulin,
Insulin” dianalogikan sebagai pengangkut glukosa ke sel,
Sel” sendiri dianalogikan sebagai pabrik pembuat energi  atau tempat menyimpan energi sebagai sumber tenaga yang akan digunakan dalam beraktivitas,
 Glukosa (Gula darah) dianalogikan sebagai bahan bakar layaknya bensin pada kendaraan bermotor,
Reseptor” dianalogikan sebagai penjaga pintu sel (pabrik energi) ataupun sebagai gembok yang hanya akan terbuka dengan anak kunci yang tepat (insulin)”.
Pada saat kita misalnya meminum air teh atau kopi yang mengandung banyak gula maka setelah diserap kedalam darah, sistem yang hebat tersebut diatas akan mulai bekerja dengan menghitung jumlah glukosa/gula yang ada dalam darah dan apabila diputuskan bahwa jumlah “glukosa” yang ada dalam darah berlebih maka “Pankreas” (sel beta=salah satu bagian dari organ pankreas) akan mengeluarkan hormon “insulin” untuk mengangkut glukosa menuju “sel” (otot ataupun hati) untuk disimpan sebagai cadangan energi. Diluar sel terdapat “reseptor” yang menjaga pintu sel yang hanya akan meloloskan glukosa masuk apabila diangkut oleh insulin, apabila reseptor tidak mengenali insulin atau reseptor tidak peka terhadap insulin maka akan terjadi penumpukan glukosa dalam darah akibat tidak dapat disimpan dalam sel (mis. otot, hati).
Pada kondisi DM type 1 yang terjadi adalah pabrik insulin dalam hal ini sel beta pankreas rusak dan tidak menghasilkan sama sekali atau sangat sedikit insulin sehingga glukosa dalam darah tidak terangkut ke sel. Pasien DM type 1 membutuhkan suntikan atau injeksi insulin dari luar sehingga dikenal sebagai DM yang tergantung pada insulin atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
Keadaan pada DM type 2 sedikit berbeda pada DM type 1 dimana pabrik insulin (sel beta pankreas) masih menghasilkan insulin tetapi jumlahnya tidak cukup atau mungkin lebih tetapi reseptor  yang menjaga sel tidak ada atau tidak sensitiv atau tidak mengenali hormon insulin sehingga glukosa tidak bisa masuk kedalam sel keadaan ini dikenal sebagai resistensi insulin atau insensitivitas reseptor insulin. Hal ini dapat menyebabkan menumpuknya glukosa dalam darah yang dikenal sebagai hiperglikemia.  Pasien DM type 2 tidak tergantung pada insulin dan dikenal dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Perhatikan gambar bawah!.


Gambar diatas adalah gambar pada permukaan luar sel (misalnya hati):
Gambar A adalah gambar pada sel yang normal dimana terdapat insulin, glukosa serta reseptor  pada permukaan luar sel, glukosa bisa masuk kedalam sel untuk disimpan ataupun digunakan sebagai energi dengan perantaraan reseptor insulin.
Gambar B adalah gambar yang terjadi pada DM type 1 dimana tidak terdapat Insulin sehingga glukosa tidak bisa masuk kedalam sel menyebabkan glukosa tetap berada diluar sel.
Gambar C adalah gambar yang terjadi pada DM type 2 terdapat insulin tetapi tidak ada reseptor insulin, sehingga glukosa tidak bisa masuk kedalam sel menyebabkan glukosa tetap berada diluar (dalam peredaran darah)
Pada saat berolah raga ataupun melakukan aktivitas maka sistem tersebut juga diatas bekerja tetapi glukosa diangkut oleh insulin bukan untuk disimpan tetapi dibakar untuk menghasilkan energi atau kalori yang merupakan sumber tenaga. Misalnya pada saat anda membaca tulisan ini maka sel-sel yang dipakai untuk membaca membutuhkan glukosa sebagai sumber energi, maka seketika itu insulin akan mengangkut/mengantar glukosa ke sel yang membutuhkan untuk diolah atau diproses menjadi sumber energi. Peristiwa ini terjadi pada semua sel yang bekerja kecuali sel-sel otak yang tidak memerlukan jasa insulin untuk dapat menggunakan glukosa. Demikian juga halnya pada saat berolahraga otot tidak membutuhkan jasa insulin karena glukosa bisa masuk kedalam sel-sel otot dengan sendirinya karena proses pemompaan otot atau kontraksi otot, dengan alasan inilah penderita DM sangat dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik atau berolah raga secara teratur agar glukosa dalam darah dapat berkurang. Untuk hasil terbaik harus taat berobat serta diimbangi dengan diet atau pengaturan makanan dengan membatasi atau mengurangi sumber glukosa yaitu karbohidrat. Sumber makanan karbohidrat adalah semua makanan yang kalau diolah bisa menghasilkan tepung seperti beras, terigu, gandum, jagung, sagu dll, serta makanan ataupun minuman yang mengandung gula (gula pasir ataupun gula merah), termasuk syrup, serta madu dan arak manis.*)Ish.

Share:

Kamis, 30 Agustus 2018

Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa

Yth : Mahasiswa Fikes Unsulbar
Edom (Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa) adalah rangkaian proses evaluasi untuk memperoleh informasi dari mahasiswa secara objektif mengenai kenerja dosen dalam proses pembelajaran. Program Studi sangat menghargai masukan yang diberikan oleh mahasiswa untuk perbaikan materi dan cara perkuliahan di masa yang akan datang. Mohon lengkapilah kuisioner berikut ini seobjektif mungkin dengan memberi tanda pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda. Kuesioner ini tidak akan berpengaruh terhadap status Saudara sebagai mahasiswa.
ttd

Ketua Prodi Keperawatan
Untuk mengisi kuesioner Silahkan klik link : Evaluasi Dosen Mahasiswa
Share:

Senin, 11 Juni 2018

PEMBEBASAN JABATAN DI UNSULBAR ADALAH HUKUMAN DISIPLIN BERAT BAGI PNS

Pelantikan pejabat struktural lingkup UNSULBAR pada tanggal 8 Juni 2018  diikuti oleh mayoritas pejabat struktural lama kecuali 2 orang yang beralih ke fungsional dosen, 1 orang mutasi ke Kemenristekdikti dan 1 orang yang mangkat, 2 diantaranya adalah pejabat baru yang ikut dilantik untuk menggantikan 2 pejabat struktural yang lama. Penggantian 2 pejabat lama tersebut dilakukan secara sepihak oleh para pejabat unsulbar tanpa adanya pemberitahuan secara lisan maupun tertulis, hal ini bisa berpotensi merusak karir 2 PNS tersebut karena dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang dikuatkan dengan Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS disebutkan pada Bagian Kedua Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin Pasal 7 ayat 4: Jenis hukuman disiplin berat sebagaimanan dimaksud padarektorat2-800x600ayat (1) huruf c terdiri dari:
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama tiga (3) tahun;
b. pemindahan dalam penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
c. pembebasan dari jabatan;
d. pemberhentian tidak dengan hormat tidak atas permintaan sendirisebagai PNS; dan
e. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS;
Berpedoman dari Kedua Peraturan diatas maka sangat jelas bahwa apa yang terjadi di unsulbar terhadap 2 PNS yang dibebaskan dari jabatan Kasubag adalah termasuk bentuk hukuman pelanggaran berat disiplin PNS, pertanyaannya adalah pelanggaran disiplin berat yang mana yang telah dilakukan kedua PNS unsulbar tersebut?, Secara umum ada 2 jenis pelanggaran yang bisa dilakukan oleh seorang PNS yaitu pelanggaran terhadap kewajiban dan pelanggaran terhadap larangan.
Seorang PNS yang bisa dijatuhkan hukuman disiplin berat tertuang dalam pasal 10 ayat 1 sampai ayat 13 dari PP Nomor 53 Tahun 2010, salah satunya dalam ayat 9 huruf c berbunyi bahwa pembebasan dari jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41 (empat puluh satu) sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja; pertanyaan berikutnya yang bisa muncul adalah adalah apakah kedua PNS tersebut melakukan pelanggaran ini?.
Sangat disayangkan bahwa kejadian seperti ini( pembebasan dari jabatan tanpa alasan, tanpa pemberitahuan lisan ataupun tulisan)  terjadi disebuah Universitas Negeri seperti Unsulbar yang merupakan kumpulan orang-orang intelek, tempat menimba ilmu bagi anak-anak bangsa, dunia akademik, tempat untuk membangun karakter anak bangsa yang berbudaya, yang juga dalam pengelolaannya untuk membangun sistem tata kelola yang bermutu, transparan, dan bertanggung jawab paling tidak seperti itulah bunyi salah satu Misi Unsulbar yang katanya juga mengembang nilai-nilai Malaqbiq seperti tertuang di Statuta Unsulbar.*(Ish)
Share:

Selasa, 15 Mei 2018

DIMANAKAH HATI? OTAK ATAU JANTUNG.

by Ishak,S.Ft.,Physio.
Marhaban yaa Ramadhan sebentar lagi umat muslim seluruh dunia akan memasuki bulan suci Ramadhan, kata yang sering kita dengar dalam bulan Ramadhan terutama pada awal Ramadhan adalah kata hati, beberapa dari kita mungkin menerima SMS atau WA dari teman atau keluarga dengan pesan mari memasuki bulan suci Ramadhan dengan hati yang suci dan lain sebagainya dengan menggunkan kata hati.  Pertanyaan yang cukup menarik sehubungan dengan hal ini adalah dimanakah hati?. Seorang penulis buku yang cukup terkenal  dan seringkali bukunya menjadi best seller dan merupakan salah satu inspirator muda, membuat sebuah tulisan mengenai hal ini dia adalah IPPHO SANTOSA. Dalam bukunya tersebut (lupa judulnya) Ippho Santosa menyatakan bahwa yang dimaksud hati sebenarnya adalah otak, dan dia merasa risih jika ada orang yang mengatakan bahwa yang dimaksud hati adalah jantung, dan masih dalam bukunya tersebut banyak orang katanya yang berterima kasih karena telah memberitahukan mereka bahwa hati yang sebenarnya adalah otak bukan jantung.
Dalam buku tersebut juga ada sebuah kutipan yang kalau menurut kami itu bukan hanya merupakan suatu kutipan biasa tapi adalah sebuah hadist Rasulullah SAW. Hadist tersebut adalah “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh kita terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh anggota tubuh karenanya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh seluruhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati”.(HR. Bukhari dan Muslim). Hadist inilah yang akan kita coba analisa untuk melihat apakah yang dimaksud hati itu adalah jantung atau otak, tentunya bukan dari ahli hadist  atau ahli tafsir tapi dari kacamata ilmu kesehatan.
Ada dua kata yang bisa kita analisa dari hadist tersebut diatas untuk memberikan sedikit informasi kepada kita dimanakah hati? Otak atau jantung.
Pertama adalah SEGUMPAL, kata segumpal berarti satu gumpalan bukan dua, tiga atau jumlah yang lain.
# Otak; terdiri atas berbagai macam pembagian paling tidak kita mengenal cerebrum (otak besar) dan cerebellum (otak kecil), otak besar pun masih terbagi lagi menjadi dua bagian yang dikenal dengan hemisfer kiri dan kanan (otak kiri dan otak kanan) demikian halnya dengan cerebellum juga dibagi lagi menjadi dua bahagian, berbeda halnya dengan jantung yang hanya satu meskipun ruang dalam juga terdapat beberapa sekat, besarnya jantung kurang lebih sama dengan kepalan tangan kanan kita. Penjelasan ini sedikit banyak sudah memberikan satu tanda bahwa yang dimaksud dengan hadist tersebut diatas merujuk ke jantung terutama kata segumpal, bukan otak yang bentuknya tidak teratur dan terbagi-bagi.
Kedua adalah DAGING, kata daging dalam bahasa kesehatan lebih dikenal dengan kata otot atau dalam bahasa latin dikenal dengan musculus dan bahasa Inggris dengan muscle.
#Otak, penampakan otak dari luar tidaklah merupakan suatu daging tetapi lebih seperti sponge yang berkerut-kerut dan berlipat-lipat yang membentuk gyrus dan sulcus, dibandingkan dengan jantung maka jantung adalah merupakan daging atau otot, bahkan diantara organ-organ yang vital jantung adalah satu-satunya yang mempunyai jenis otot tersendiri yang dikenal dengan myocardium, oleh karena itu otot bisa menjadi kuat juga bisa menjadi lemah dan sangat mirip dengan otot yang melekat pada tulang yang akan kuat apabila sering kita gunakan misalnya dengan olahraga. Penjelasan inipun semakin mengarahkan kita bahwa yang dimaksud hati adalah jantung bukan otak paling tidak dari dua kata “segumpal daging”.
Dalam Al-quran dan hadist kata  yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan “hati” adalah “qulub” atau “qalb” yang ternyata arti harfiahnya dalam bahasa anatomi lebih merujuk ke jantung atau dikenal dengan cor atau cardio, bukan hati yang berarti “hepar” atau “liver” ataupun otak (brain). Demikian halnya dengan kata dari bahasa Inggris yaitu heart juga merujuk ke jantung misalnya dalam kalimat ‘heart attack’ yang diartikan sebagai penyakit serangan jantung bukan hati (hepar) apalagi otak. Dalam gambar yang menggunakan kata hati misalnya juga lebih menunjukkan bahwa itu adalah jantung misalnya dengan kata LOVE atau cinta.
Para uztads yang memberikan ceramah jika menggunakan kata hati dan berusaha untuk menunjuknya maka dia akan menunjuk bagian dada kiri dimana itu adalah letak jantung, bukan dengan menunjuk kepala yang merupakan tempat otak, demikian halnya dengan lagu  GROUP SNADA dengan jujudul “Jagalah Hati” yang sering dinyanyikan AA Gym ekspresi penyanyinya pun menunjuk ke dada bagian kiri.
Sebagai tambahan hadist lain yang juga berhubungan dengan keberadaan hati adalah: Sesungguhnya Jibril mendatangi Rasulullah saw ketika beliau sedang bermain dengan anak-anak sebayanya, lalu mengambilnya dan meletakkannya di tanah dan membelah dadanya. Kemudian mengambil hati beliau dan mengeluarkan gumpalan darah hitam daripadanya. Jibril berkata, “Ini bagian syaitan dari tubuhmu”. Lalu Jibril mencucinya dengan air zam-zam di dalam bejana emas. Setelah itu menjahit dan mengembalikan hati (qalbu) beliau ke tempat semula… Anas berkata lagi, “Saya telah melihat bekas jahitan di dada beliau”. (HR. Muslim). Kalau misalnya hati adalah otak maka tentunya yang akan dibelah adalah kepala Rasulullah karena otak ada dikepala tetapi yang dibelah adalah dada beliau yang didalamnya ada jantung.
Demikian tulisan ini kami muat untuk memberikan second opinion kepada pembaca mengenai hati...Dimanakah hati sebenarnya otak atau jantung?.............wallahu a’lam*.
#Physio Ishak#










Share:

Minggu, 29 April 2018

AKREDITASI PRODI KEPERAWATAN BERBEDA DENGAN PRODI LAIN YANG ADA DI UNSULBAR, INI BEDANYA.


Dua hari yang lalu Fikes Unsulbar kedatangan 2 asesor pakar sejawat (peer reviewer) dari LAM- PTKes kedua orang tersebut adalah asesor yang ditunjuk oleh LAM-PTKes untuk melakukan assesment lapangan dalam rangka penilaian akreditasi di Prodi S1 Keperawatan keduanya adalah orang - orang yang profesional dan memahami tentang seluk beluk pendidikan Keperawatan serta ilmu keperawatan itu sendiri mereka adalah ibu Lely Lusmilasari, S.KP, M.Kes, Phd dan Dr. Ratna Hidayati, M.Kep.,Sp.Mat.

Penilaian akreditasi dimaksudkan untk memberikan gambaran tingkat mutu suatu program studi berdasarkan kriteria akreditasi yang ditetapkan, adapun tujuan akreditasi adalah untuk memberikan jaminan bahwa program studi memenuhi standar mutu pendidikan, Mendorong Prodi untuk melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu, hasil akreditasi juga dapat digunakan sebagai dasar pemberian dana dan pengakuan dari istitusi lain. Penilaian dilakukan dengan mereview dokumen akreditasi yang dikirim oleh Prodi ke Lam-PTKes secara online melalui SIMAK.

Berbeda dengan  prodi-prodi yang lain di Unsulbar yang diakreditasi oleh BAN PT Prodi keperawatan diakreditasi oleh LAM-PTKes, LAM-PTKes adalah lembaga akreditasi mandiri yang bukan milik pemerintah, LAM-PTKes terdiri atas Organissi profesi kesehatan dan dan Institusi Pendidikan Kesehatan. Dasar dari LAMPTKes adalah credibility dan accountability karena yang tahu dari outcome Perguruan Tinggi Kesehatan adalah sejawat profesi. LAM-PTKes juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Kesehatan yang sangat banyak dengan kualitas yang sangat bervariasi.
Sebelum proses akreditasi dimulai Fikes Unsulbar telah menuliskan surat inisiasi ke LAM-PTKes yang disertai dengan bukti bayar ke rekening Bank LAM-PTKes, biaya untuk akreditasi yang dilakukan oleh LAM-PTKes cukup besar jika dibandingkan akreditasi oleh BAN PT yang gratis. Langkah selanjutnya adalah  Prodi Keperawatan mendapatkan Fasilitator dari LAM-PTKes selama 3 bulan dimana bimbingannya via alat komunikasi seperti  WA, email ataupun lewat akun website LAM-PTKEs (SIMAK), setelah berulang kali diadakan perbaikan dan dirasa cukup kemudian dilanjutkan dengan assessment kecukupan berupa penilaian terhadap dokumen akreditasi borang prodi, borang unit pengelolah Porgram Studi dan laporan Evaluasi Diri.
Tahapan proses akreditasi selengkapnya adalah:
1.       Asesemen Kecukupan
2.       Asesmen Lapangan
3.       Penghitungan nilai terbobot dan Validasi hasil penilaian
4.       Keputusan akreditasi
5.       Pengumuman hasil akreditasi
Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Dr. Muzakkir, M.Kes sebagai penanggung jawab proses akreditasi di Prodi keperawatan memberikan apresiasi kepada seluruh staf, dosen dan mahasiswa yang telah bekerja keras untuk menghadapi proses akreditasi, apresiasi yang luar biasa juga ditujukan kepada kedua asesor yang sangat ramah dan baik hati.*(Ish)



Share:

FIKES UNSULBAR DIVISITASI ASESOR LAM-PTKes, INI YANG DICARI...

Prodi Keperawatan divisitasi Tim Akreditasi dan ini hasilnya...

Fikes Unsulbar memiliki sejarah yang panjang bahkan lebih panjang dibanding sejarah Unsulbar, berawal pada tahun 1992 dengan dibentuknya SPK Kelas jauh Banta-bantaeng yang kemudian berubah menjadi AKPER PEMDA Majene. Pada Tahun 2007 AKPER PEMDA Majene dimerger dengan STIPER YAPI Pinrang untuk membentuk Universitas Sulawesi Barat (UNSULBAR) dibawah YAPISBAR (Yayasan Pendidikan Sulawesi Barat) dengan izin operasional yang terbit pada tahun 2007 dengan No. 229/D/O/ 2007 tanggal 31 November 2007.
Sebelum menerima mahasiswa jenjang Sarjana Fikes Unsulbar mengelolah D III Keperawatan, Prodi Keperawatan Program Sarjana S1 mulai menerima mahasiswa baru pada tahun 2014 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penetapan Kembali Program-program Studi pada Universitas Sulawesi Barat Nomor: 560/E/O/2013.
Program studi S1 keperawatan inilah yang di visitasi oleh tim akreditasi dari asesor LAM-PT Kes tanggal 27 April 2018, LAM-PTKes mengirim dua orang asesor dalam rangka akreditasi Prodi keperawatan Fikes Unsulbar yaitu ibu Lely Lusmilasari, S.KP, M.Kes, Phd dan Dr. Ratna Hidayati, M.Kep.,Sp.Mat.
Pada kunjungan untuk yang pertama kalinya di Bumi Assamalewuang Tim Asesor disambut dengan tarian penyambutan serta pengalungan Lipa Sa’be mandar oleh para mahasiswa, dosen dan staf fikes Unsulbar juga tak ketinggalan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan. Acara berlanjut didalam ruangan Tasya Centre,  acara penyambutan ini  turut dihadiri oleh Wakil Rektor bidang Umum dan Keuangan yang mewakili Rektor, Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan juga Kepala Bagian Keuangan. Acara inti adalah presentasi yang dibawakan ketua prodi Keperawatan Muhammad Irwan, S.Kep.,Ns, M.Kes mengenai borang III A akreditasi borang Program Studi Keperawatan.
Setelah acara penyambutan selesai acara dilanjutkan dengan acara inti, dengan meninjau gedung yang digunakan dalam pelayanan administrasi dan tempat perkuliahan, dilanjutkan dengan wawancara dengan mahasiswa, dosen dan stake holder.  Pemeriksaan yang paling menyita waktu adalah pemeriksaan dokumen-dokumen yang telah diunggah di website LAM-PTKes.
Dokumen-dokumen yang telah dituliskan dalam borang akan disesuaikan dengan bukti  fisik yang disediakan, serta dokumen lain yang berhubungan dengan isian yang ada dalam borang. Dokumen tersebut diantaranya adalah: Notulen rapat, daftar hadir rapat setiap kegiatan yang ada dalam borang misalnya dalam penyusunan Visi dan Misi Prodi, Buku Pedoman Penerimaan Mahasiswa baru baik yang melalui jalur SNMPTN, SBMPTN maupun jalur mandiri, bukti kerlibatan dalam penyusunan anggaran, MoU dengan instansi lain, bukti kegiatan dosen dalam penelitian maupun pengabdian masyarakat, Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal dan lain-lain. Beberapa dokumen yang dicari diantaranya belum tersedia dikarena pihak rektorat belum membuat acuan atau pedoman secara umum, dan beberapa diantara baru dibuatkan untuk menambah nilai akreditasi.
Pada akhir acara penilaian akreditasi oleh asesor LAM-PTKes dilakukan penandatanganan Berita Acara Assemen Lapangan Program studi Untuk akreditasi Program Studi Jenjang S1 yang dilakukan oleh asesor dengan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dr. Muzakkir, M.Kes dan Ketua Prodi S1 Keperawatan Muhammad Irwan, S.Kep.,Ns, M.Kes dengan beberapa  hasil bahwa visi dan misi yang dibuat di Prodi maupun Fakultas  cukup jelas dan realistik, perpustakaan memiliki cukup buku dengan 150 lebih judul sesuai yang ditulis dalam borang, ada Renop yang sesuai dengan visi misi. Selain itu juga terdapat rekomendasi untuk pembinaan.


Selamat jalan Tim Akreditasi yang sangat Baik dan Ramah semoga selamat dan kembali ke pangkuan keluarga demikian pesan Dekan Fikes Unsulbar* (TIM Media)



Share:

Minggu, 01 April 2018

PROFESI NERS FIKES UNSULBAR DISETUJUI, INI PERINGATAN DIKTI

PROFESI NERS FIKES UNSULBAR DISETUJUI, INI PERINGATAN DIKTI
Pendidikan Profesi adalah pendidikan yang ditempuh  setelah menyelesaikan pendidikan akademik S1 sehingga jenjang pendidikan Profesi diatas satu tingkat level pendidikan S1 dan dibawah satu tingkat pendidikan Magister (S2). Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) mengisyaratkan bahwa level Pendidikan Profesi berada pada Level 7 sedangkan S1 pada Level 6 dan Magister di level 8.
Bagi sebagian pendidikan tenaga kesehatan melanjutkan pendidikan ke jenjang profesi adalah suatu keharusan jika tetap ingin menjadi seorang tenaga kesehatan seperti Sarjana Kedokteran, Sarjana Fisioterapi, demikian juga dengan Sarjana Keperawatan. Tanpa pendidikan profesi mereka yang hanya sampai di jenjang pendidikan S1 belum bisa diakui sebagai tenaga kesehatan dan tidak akan bisa mengikuti ujian kompetensi yang menjadi syarat untuk mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi), tanpa STR tenaga kesehatan tidak dibolehkan menjalankan praktek pelayanan kesehatan meskipun sudah lulus bertahun-tahun. Memahami hal tersebut maka Fikes Unsulbar dalam hal ini Program Studi Keperawatan berjuang untuk mengajukan Program Studi Profesi Ners sejak tahun 2016. Dengan segala keterbatasan yang bahkan tidak adanya dukungan dana yang memadai kecuali biaya keanggotaan Fikes unsulbar menjadi anggota AIPNI (Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia), Fikes Unsulbar terus berupaya untuk menyelesaikan borang pengajuan program studi Ners ke LAM PTKes lewat website http://silemkerma.ristekdikti.go.id/portal/index .

Setelah kurang lebih satu tahun lamanya dan setelah beberapa kali dikembalikan untuk dikoreksi  Program Studi Ners yang diajukan Fikes Unsulbar akhirnya mendapatkan titik terang, kabar baik tentang disetujuinya Program Studi Ners didapatkan setelah salah seorang dosen di Fikes Unsulbar Login di website silemkerma.ristekdikti dimana halaman website tersebut menyatakan  hasil evaluasi disetujui tepat pada saat rapat yang dipimpin Dekan Fikes Unsulbar Dr. Muzakkir, M.Kes yang diikuti hampir seluruh dosen dan staf yang membicarakan tentang Pengisian Borang Akreditasi S1 Keperawatan. Dalam keterangan di website tersebut juga terdapat keterangan sebagai peringatan dari DIKTI bahwa Sebelum izin program Studi ditetapkan, perguruan tinggi tidak diizinkan menerima mahasiswa pada prodi tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan berharap bahwa izin Program Studi Ners segera terbit izinnya dalam bentuk suatu dokumen sehingga diharapakn Tahun Akademik 2018/2019 bisa menerima mahasiswa baru*. (Ish)
Share:

Minggu, 25 Maret 2018

INDONESIA  TIDAK MAMPU MEMENUHI PERMINTAAN PERAWAT KELUAR NEGERI.

Indonesia merupakan salah satu pemasok tenaga kerja ke luar negri,  utama tenaga kesehatan terkhusus perawat. Perawat Indonesia sangat diminati di luar negri seperti Timur Tengah dan Jepang. Mereka beranggapan bahwa Perawat  Indonesia ulet, terampil dan murah senyum.
Menurut BP2TKI  bahwa di tahun 2017 permintaan perawat ke Jepang adalah sebanyak kurang lebih 325 orang, dan ke eropa serta amerika sebanyak  kurang lebih 200 orang. Namun permintaan ini tidak terpenuhi oleh Indonesia.
Permintaan itu bukannya Indonesia tidak mampu memenuhinya , menurut Prof. Achiriani hamid, SKp, beliau mengatakan bahwa banyak lulusan perawat di Indonesia baik dari jenjang D III dan S1 Profesi Ners namun banyak dari mereka tidak lulus uji kompetensi, hanya sedikit yang lulus uji kompetensi sehingga permintaan itu tak terpenuhi, hal ini disampaikan dalam Seminar Peberdayaan Institusi dalam meningkatakan Kelulusan UKNI dan pendayagunaan Lulusan Ners dan sosialisasi buku Sinersi di auditorium fakultas ilmu keperawatan Universitas Indonesia ,Depok  pada tanggal 1 Maret 2018, yang diselenggarakan oleh Assosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia ( AIPNI ) / Association  of Indonesian Nurse Education Center (AINEC ) yang di hadiri oleh seluruh perguruan tinggi yang mengelolah pendidikan Ners  dalam keanggotaan AIPNI, Unsulbar adalah anggota AIPNI ke 311 dengan mengutus Bapak  Ners Muhammad Irwan M.Kes,
Hal tersebut pun diamini oleh Bapak Dr I made Kariasa SKP, beliau adalah salah satu penyusun buku siNersi dan sebagai kabid pengembangan uji kompetensi,pemberdayaan dan pendayagunaan lulusan di AIPNI.  Bahwa banyaknya lulusan Ners di indonesia yang belum lulus UKNI ( ujian kompetensi  ners Indonesia ).
Hal senada pun disampaikan oleh ketua AIPNI pusat Bapak Dr Muhammad Hadi pada kesempatan yang sama , Bahwa ketidak terpenuhi permintaan tenaga perawat keluar negri bukan karena kurangnya lulusan Ners, namun banyaknya lulusan Ners yang belum lulus Uji kompetensi dan banyaknya lulusan ners yang bekerja tidak sesuai dengan profesi ners.
Solusi nya adalah dengan adanya buku siNersi diharapkan calon lulusan ataupun lulusan yang belum lulus ujian kompetensi  dapat lulus ujian kompetensi yang akan diadakan pada bulan maret ini. Dan UKNI ini di laksanakan sebanyak 3 kali dalam setahun. Lulusan yang belum lulus uji kompetensi adalah tugas dari institusi untuk melakukan bimbingan kepada Lulusannya  untuk menghadapi ujian tersebut.
Hal ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi Unsulbar , karena walaupun sebagai anggota aipni yang paling baru kita tidak boleh santai apalagi tahun ini akan program s1 keperawatan akan meluluskan sebanyak 30 orang sebagai lulusan pertama dalam program tersebut, berarti dipersiapkan untuk mengikuti Program Pendidikan Profesi Ners yang akan dibuka pada Fakultas Ilmu Kesehatan  Unniversitas Sulawesi Barat,.
Untuk itu Program Studi Keperawatan Universitas Sulawesi Barat serius untuk terus menggenjot mahasiswa dengan membekali mahasiswa dengan keterampilan dan ilmu pengetahuan Keperawatan sesuai dengan kurikulum AIPNI dan berbasis KKNI untuk menghadapi ujian kompetensi nantinya. Dan optimis program Studi Pendidikan Profesi Ners mendapat ijin operasional tahun ini. Mari kita doakan bersama. ( created by Chiwank)

Share:

Kamis, 15 Februari 2018

KERJA SAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI

Pembangunan di bidang pendidikan terus di pacu seiring dengan pembangunan infrastruktur yang di gaungkan pemerintah saat ini. Pendidikan dengan kurikulum berbasis kompetensi dan membangun karakter terus di pacu baik untuk pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
Demikian pula yang dilakukan oleh Universitas Sulawesi Barat utamanya pada Fakultas Ilmu – ilmu kesehatan yang membina pendidikan keterampilan dibidang Keperawatan. Untuk meningkatkan pembinaan pendidikan dalam halnya tri darma perguruan tinggi maka fakultas ilmu kesehatan menjalin kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Generasi Polewali Mandar.
Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan Tri darma perguruan tinggi di kedua institusi Pendidikan yang membina program studi keperawatan. Penanda tangan perjanjian kerja sama ini dilaksanakan di Kampus Biru Stikes Bina Generasi Polewali Mandar pada tanggal 26 Januari 2018,.
Penanda tanganan dilakukan oleh Ketua Stikes Bina Generasi Polewali Mandar   bapak Andan Firmansyah ,S.Kep,Ners,M.Kep.  dan Bapak Dr Muzakkir  M.Kes,. selaku Dekan Fakultas Ilmu – ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat,. Yang di saksikan oleh Wakil Ketua I bidang Akademik  ibu Asri Apriliani S.Kep,Ners, M.Kes,. Ketua Program Studi S1 Keperawatan bapak Muhammad  Zikir, S.Kep, Ners,  sekretaris program studi keperawatan ibu Masyita Wahab. S.Kep,Ners,M.Kes. dan staf dari  fakultas ilmu – ilmu Kesehatan Muhammad Irwan, S.Kep.,Ners,M.Kes. dan Aco Mursyid S.Kep, Ners,.
Kerja sama ini di sambut baik oleh pihak Stikes Bina Generasi  “  kerja sama ini sangat baik untuk meningkatkan tri darma perguruan tinggi baik bagi dosen , mahasiswa dan staf “ ujar ketua Stikes Bina Generasi  polewali mandar  Andan Firmansyah,S.Kep,Ners, M.Kes,.
Kerja sama ini juga di tujukan untuk meningkatkan skill dosen dalam bidang pengabdian masyarakat dan penilitian di kedua institusi, serta pemanfaatan laboratorium dan perpustakaan serta  pertukaraan penguji skripsi   sambung Dekan Fakultas Fakultas Ilmu – Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat , Dr  Muzakkir M.Kes,.



Share:

Sabtu, 03 Februari 2018

PEMERIKSAAN SENSORIK & INTENSITAS NYERI

PEMERIKSAAN SENSORIK DAN INTENSITAS NYERI
Lokalisasi lesi dalam sistem saraf : 
1. Lesi kortikal / Lobus parietal:
  • - Streognosis,
  • - Grafestesia,
  • - Sensasi posisi,
  • - Lokalisasi titik / inattention.
2. Lesi Sub kortikal (Kapsula Interna, GangliaBasalis, thalamus)
  • - Gangguan tusuk jarum,
  • - Gangguan Raba.
3.Lesi pada batang otak :
  • - Penurunan sensasi nyeri
  • - Penurunan sensasi suhu,
  • - Refleks kornea.
4.Lesi pada Medulla Spinalis :
  • -Gangguan sensasi nyeri tusuk jarum,
  • -Gangguan Rasa getar.
a. Lesi Transversal total.
Hyperestesi pada bagian atas dan hilang pada bagian bawah.
b. Separuh dari medulla spinalis,
Hilangnya posisi sendi dan getaran pada sisi yang sama dengan lesi dan hilangnya rasa nyeri dan suhu pada sisi yang berlawanan .
c. Medulla spinalis sentral.
Hilangnya sensasi rasa sakit dan suhu pada tingkat lesi.
d. Columna posterior
Hilangnya posisi sendi dan getaran dengan modalitas nyeri dan suhu yang masih utuh,
e. Sindrom spinalis anterior,
Hilangnya rasa nyeri dan suhu dibawah tingkat lesi, dengan posisi sendi dan getaran yg masih normal.
  • Penyebab umum dari adanya Lesi :
    • Lesi Saraf tunggal : (N. Medianus, N. Ulnaris, N. Radialis).
Neuropati akibat saraf terjepit.
    • Lesi Multipel Saraf Tunggal :
Vaskulitis , Neuropati yg lebih difus.
    • Lesi Saraf perifer : DM, Defisiensi Vit. B1, GBS.
    • Lesi pada Med. Spinalis :
Trauma, Kompresi medulla spinalis oleh tumor.
    • Lesi pada batang otak :
    • Stroke pada batang otak.
    • Gangguan thalamus dan kortikal:
    • Stroke, trauma, tumor otak.
PEMERIKSAAN SENSORIK :
  • Diseluruh bagian tes sensorik, pasien perlu kita ajari terlebih dahulu mengenai tes yg akan dilakukan. Kemudian lakukan tes tersebut. Akhirnya cek apakah pasien telah mengerti dan melakukan tes tersebut dengan semestinya. Untuk semua tes, mulailah dari daerah yang mengalami gangguan sensorik ke daerah yang normal.
  • LENGAN :
Terdapat 4 nervus yang sering terganggu di lengan, yaitu : N. Medianus, N. Ulnaris, N. Radialis, N. Aksilaris.
§ TUNGKAI :
Defisit sensorik pada seseorang lebih sering terlihat pada nervus-nervus berikut :
§ nervus kutaneus lateralis, (paha bag. Dpn dan samping).
§ nervus peroneus communis (betis depan, samping, dan sebagian belakang)
  • Nervus femoralis (paha depan bagian medial sampai ke tungkai bawah.
  • Nervus ischiadicus (paha belakang bag. Tengah sampai ke tungkai bawah).
  • TES SENSORIK PRIMER :
  • RABA HALUS:
Gunakan sepotong kapas, beberapa orang lebih menyukai menggunakan ujung jari. Sentuhkan kapas tersebut diatas kulit.
Cobalah untuk mengulangi rangsangannya.
Peragakan – dengan kedua mata pasien terbuka, tunjukkan padanya bahwa anda akan meraba kulitnya. Mintalah pasien mangatakan “ya” setiap kali dia merasakan sentuhan.
TES – perintahkan pasien untuk menutup matanya, lakukan tes pada daerah kulit yang bermasalah.
 TES NYERI:
Roda bergerigi atau rader sering digunakan Dr. Wartenberg, bisa juga dengan menggunakan peniti atau jarum tajam dan tumpul.
 Peragakan – Tunjukkan kepada pasien apa yg anda kerjakan, Jelaskan bahwa anda ingin agar pasien memberitahukan apakah jarum yang dirasakan tajam atau tumpul. Sentuh area yang terganggu dengan jarum dan kemudian sentuh dengan jarum tumpul pada area yg sehat.
 TES – mintalah pasien menutup kedua matanya kemudian beri rangsangan tajam dan tumpul secara acak, dan perhatikan respon pasien.
 Dermatom – Pada lesi radiks saraf, timbul area penurunan sensasi yang terbatas pada distribusi segmental. Area kulit yang dipersarafi oleh radiks spesifik dinamai dermatom.
 Baal - Sering pasien mengeluh area baal. Pasien harus diinstruksikan untuk melukiskan area ini dengan satu jari tangan. Kemudian pemeriksa harus menempatkan peniti di pusat area baal merangsang ke arah luar sampai pasien memperhatikan rasa nyeri, dengan cara ini batas kehilangan sensorik dapat ditentukan.
 TES SENSASI SUHU:
Isi tabung dengan air hangat dan dingin.
Peragakan – “ saya mau anda mengatakan sesuatu jika saya sentuh anda dengan tabung yang panas atau dingin. Sentuhkan secara acak tabung air panas dan dingin pada tangan, kaki atau daerah kulit yang terganggu.
 TES PROPRIOSEPSI (Indera posisi)
Propriosepsi harus dites pada jari tangan dan kaki bilateral dengan memegang sisi lateral phalanx distal, sementara bagian proksimal phalanx dipertahankan tetap. Mula-mula tes ini dijelaskan kepada pasien dengan matanya terbuka pemeriksa memperlihtakan apa artinya “keatas” dan “kebawah”. Kemudian pasien menutup mata & pemeriksa menggerakkan phalanxnya keatas dan kebawah. Pasien hrs menjawab apakah sendinya ke atas atau ke bawah.
 SENSASI RASA GETAR :
Gunakan garpu tala 128 Hz. Garpu tala dengan frequensi yg lebih tinggi (256 atau 512 Hz) tidak adekuat.
Peragakan – Pastikan pasien mengerti bahwa dia akan merasakan getaran, dengan memukulkan garpu tala dan meletakkannya diatas sternum atau dagu.
TES –mintalah pasien menutup matanya, tempatkan garpu tala pada tonjolan tulang, tanyakan pasien dapat merasakan getaran tersebut.
Letakkan pada sendi metatarsal falangeal, malleolus medialis, tuberositas tibialis, spina iliaka anterior superior, di lengan dan pada ujung jari, masing-masing sendi interfalangeal, pergelangan tangan, siku dan bahu. Bila sensasi bagian distal normal, tes tidak perlu dilakukan pada bagian proksimal
 PEMERIKSAAN SENSORIK SEKUNDER :
 Streognosis :
Identifikasi taktil obyek dinamai sebagai streognosis. Banyak jenis obyek yang lazim dapat digunakan seperti uang logam, penjepit kertas, kunci atau kancing baju. Obyek yg tidak diakrabi harus dihindari. Ketidak mampuan mengenal suatu obyek dinamai astereognois atau agnosia taktil.
 Grafestesia :
Ketidakmampuan mengenal angka atau huruf yang dituliskan pada kulit dinamai grafestesia. Angka sekitar 1 cm tingginya digambarkan pada bantalan jari tangan dengan menggunakan pensil.
Kehilangan kemampuan membedakan angka atau huruf dikenal sebagai grafenestesia.
 Diskriminasi dua titik :
Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujungdisebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan ber-variasi. Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dpt dibedakan pd ujung jari tangan, 30-40mm dpt dibedakan pada dorsum pedis. Tes dpt menggunakan kompas, jepitan rambut.
 Sensory inattention.
Mintalah pasien untuk mengatakan kepada anda bagian mana yang anda sentuh (baik dengan kapas ataupun dengan jarum). Sentuhlah pada bagian kanan dan kemudian pada bagian kirinya. Jika pasien dpt membedakan masing-masing secara terpisah, kemudian sentuhkan kedua bagian pada saat yg sama.
Pengertian Nyeri :
 Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
 Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Fisiologi Nyeri :
 Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
INTENSITAS NYERI :
 Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
Pengukuran intensitas nyeri :

1. Skala Intensitas nyeri Deskriptif :












2. Skala Intensitas Nyeri Numerik:









3. Skala nyeri Analog visual :









4. Pengukuran Nyeri Wong Baker :








5. Verbal Descriptive Scale ( VDS)
 Pengukuran derajat nyeri dengan tujuh skala, yaitu nilai :
1 = Tidak nyeri
2 = Nyeri sangat ringan
3 = Nyeri ringan
4 = Nyeri tidak begitu berat
5 = Nyeri cukup berat
6 = Nyeri berat
7 = Nyeri hampir tak tertahankan
 Skala Lima Tingkat
merupakan parameter pengukuran derajat nyeri dengan memakai 5 skala, yaitu derajat :
0 = Tidak nyeri, tidak ada rasa nyeri pada waktu istirahat dan aktivitas
1 = Minimal, istirahat tidak ada nyeri, perasaan nyeri timbul sewaktu bekerja lama, berat dan pada penekanan kuat terasa sakit
2 = Ringan, rasa sakit terus menerus atau kadang-kadang timbul, tetapi masih dapat diabaikan /tidak menganggu. LGS normal, pada peneka nan kuat terasa sakit, fleksi dan ekstensi sakit.
3 = Sedang, keluhan seperti pada derajat 2, ditambah keluhan tersebut menganggu aktivi tas dn LGS terganggu.
4 = Berat, nyeri menyulitkan lansia hampir tak tertahankan dan gerakan fleksi/ekstensi hampir tidak ada/tidak mampu.(Ish).
Daftar Pustaka :
1. Fuller Geraint. Panduan Praktis Pemeriksaan Neurologis. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2008
2. Weiner L. Howard et al. Buku Saku Neurologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.2001.
3.Scherokman et.al. Tes-Tes Diagnostik dalam Neurologi.Penerbit Hipokrates Cet. IV 1996.
4. Suharto, RPT,M.Kes. Instrumen Pengukuran Fisioterapi. Poltekkes Makassar. 2005.
5. Tamsuri Anas, Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007.
6. Gaus Syafruddin, Manajemen Nyeri,Bag. Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri. FK UNHAS. 2008
7. Irfan, Pengukuran Nyeri. www.daenkpedro.blogspot.com. 2008
8. www.qittun.blogspot.com. Konsep Nyeri.2008
Share:

PENGAJUAN PRODI BARU TUTUP, FIKES MENGAJUKAN DUA PRODI, INI YANG LAIN.

PENGAJUAN BORANG PRODI BARU DITUTUP, FIKES UPLOAD BORANG INI.
Tanggal 31 Januari 2018 adalah hari terakhir untuk upload borang prodi baru, pengajuan borang program studi baru yang dilakukan secara online di sini, sampai berakhirnya batas waktu yang ditentukan Unsulbar, hanya meng-upload 5 prodi baru yaitu: Agroteknologi, Teknologi Hasil Pangan, Profesi Ners, Gizi dan Arsitektur.
Kelima prodi baru yang diusulkan ini berasal dari 3 Fakultas, Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Fakultas Teknik. Sementara prodi lain yang diusulkan yaitu: 
1. Statistika
2. Ilmu atau Sains Aktuaria
3. Teknik atau Rekayasa Perkapalan
4. Ilmu atau Sains Kelautan
5. Sistem informasi
6. Biologi Terapan
7. Kimia
8. Fisika
Saat ini di website http://silemkerma.dikti.go.id/  Kedelapan Prodi baru tersebut berada dalam Status CLOSED, status CLOSED adalah usulan yang belum selesai diusulkan secara lengkap hingga batas waktu periode usulan, dengan demikian usulan tersebut tidak diproses. Silahkan mengusulkan di periode berikutnya sesuai jadwal yang ditentukan, demikian pemberitahuan di website.(Ish).


Share:

Jumat, 02 Februari 2018

PROFESI NERS FIKES UNSULBAR DAPAT REKOMENDASI AIPNI BEGINI ISINYA.

Setelah melakukan visitasi dalam rangka penilaian layak tidaknya Program Studi Keperawatan  Fakultas Ilmu Kesehatan menjadi anggota AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) beberapa hari yang lalu seperti yang telah diberitakan di sini ketua AIPNI akhirnya mengeluarkan rekomendasi dengan nomor 116/AINEC.Ka.Sr/I/2018, perihal Rekomendasi pembukaan program Pendidikan Profesi Ners di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat yang ditujukan ke direktur Jenderal Kelembagaan Pendidikan Tinggi u.p. Bapak Direktur Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Jenderal Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti di Jakarta. 
Beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam surat rekomendasi tersebut cukup menggembirakan dari hasil penilaian visitasi berapa hari yang lalu, diantaranya adalah:  bahwa Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan memiliki sarana-prasarana yang memadai berupa gedung perkuliahan yang representative di Kabupaten Majene, dilengkapi dengan laboratorium kesehatan dasar, medikal bedah, kedaruratan, maternitas, anak, komunitas, keluarga, jiwa, ruang-ruang pimpinan lengkap, ruang dosen, ruang tutorial, ruang rapat, ruang ibadah, sarana kemahasiswaan, perpustakaan, aula pertemuan serta sarana lain yang menunjang dan menjamin terselenggaranya penyelenggaraan pendidikan ners secara utuh (sarjana dan profesi) yang dapat memberikan jaminan lulusannya memenuhi standar sesuai KKNI bidang keperawatan level 7.
Hal lain yang dijadikan bahan pertimbangan dalam surat rekomendasi ini adalah bahwa di provinsi Sulawesi Barat saat ini terdapat 3 PTS penyelenggara Sarjana dan Ners yaitu STIKES Fatimah Mamuju, STIKES Andini Persada Mamuju, dan STIKES Bina Generasi Polewali Mandar. Oleh karena itu penambahan jumlah penyelenggara pendidikan profesi Ners di Universitas Sulawesi Barat sangat diperlukan untuk peningkatan  kualitas SDM Perawat di Provinsi Sulawesisi Barat. Surat rekomendasi ini juga dikirim sebagai tembusan ke Rektor Universitas Sulawesi Barat, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Ketua Regional XII AIPNI wilayah Sulawesi.(Ish)



Share:

LAPORAN PERKULIAHAN

LAPORAN PERKULIAHAN
KEPERAWATAN

Pengikut

Blog dan Informasi Kegiatan Akademik, Kemahasiswaan dan kesehatan

Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan
Prof.,Dr. H. Muzakkir, S.SIT.,SPd.,M.Kes

JURNAL FIKES UNSULBAR

JURNAL FIKES UNSULBAR
Journal of Health Education and Literacy

LOGIN FORM

Login dan password

Login
Password
 
 
Lupa username atau password anda? Temukan di sini!
Belum menjadi anggota? Click di sini untuk mendaftar.

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Postingan Populer